Sabtu, 11 Mei 2019

Kecupan dari Bumi

"Jangan tega kepadaku. Ku mohon, bukankah aku telah menjagamu sedari kecil."

Hari Kamis, tanggal rembulan. Pada sebuah cerobong yang lalu lalang, bersahut-sahutan. Di atas balutan aspal, gerobak mesin bergesekan melintasi jalan kehidupan. Orang-orang berdiri, gagah, bungkuk, terseok, berlari, lengkap ada. Berkerumun di antara tenda-tenda biru. Tak mau kalah terkadang, merasa semua membutuhkan.

"Ahk harum sekali, aku mau satu."

Keras lantang ucapnya, berdesakan tanpa peduli. Ditengoknya ke jingga cakrawala. Seraya mengerutkan dahinya. Kembali ia melantangkan suaranya agar si pedagang berpihak padanya. Dapat! Terpenuhilah hak akan barangnya. Berlarilah ia menuju gubuk sederhananya.

Weerr...

Dibuangnya sekantung plastik hitam di hilir sungai jernih nan elok. Dalam hati aku menggerutu. Tapi aku tak mau marah sekarang. Aku masih ingin menjaga mereka. Di sudut kota ku arahkan pandangan. Semakin sesak aku melihatnya. Sempat ku berkata dalam-dalam.

"Aku sangat mencintai Ramadan. Bagaimana tidak? Allah melimpahkan kasihnya. Tapi, mengapa begini...?"

Berjajaran orang menjajakan ta'jil. Melimpah ruah sepanjang jalan. Lapak biru kokoh berdiri. Di bawahnya berwarna-warni makanan terpampang. Kolak, sup buah, es kuwud, bubur, es jus, gorengan. Semuanya terbungkus akan plastik. Setelah itu dibuangnya ke tempat sampah, tak jarang dibuangnya ke tempat sesuka hati.

Lagi, dari arah selatan ku jumpa. Sebelum adzan orang-orang berbondong-bondong berburu makanan berbuka. Seakan semua ingin dilahapnya. Seakan ingin memuaskan hatinya. Adzan tiba, dan 2/3 bagian tersentuh, sisanya tidak. Lantas? Ku lihatnya dibuang ke tempat sampah. Aku semakin sedih dan ingin menjerit.

"Sampah! Sampah..sampah bertumpuk. Para manusia yang kusayang, mengapa semuanya serba plastik? Padahal kau tahu sampah plastik sangat sulit terurai. Mengapa kau buang makanan-makanan itu? Mengapa kau membiarkan sampah menumpuk di tubuhku? Ketahuilah, aku hanya bumi yang tua. Di hari-hari tuaku ini, aku hanya ingin kalian dapat menjagaku, bukankah aku sudah menjagamu dengan oksigen dan kekayaan di dalamnya. Tidakkah kau ingin berbagi kebahagiaan sedikit saja padaku? Mengapa tidak kau coba mengurangi sampah plastik? Mengapa tidak kau lakukan zero waste? Uhuk..uhukk, ahk maafkan aku yang banyak maunya. Aku hanya ingin sedikit kau perhatikan, apalagi di bulan mulia ini. Bolehkah aku mengecup kalian para manusia? Ya, karena ku sangat menyayangi kalian."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar