Minggu, 05 Mei 2019

Liputan Pelatihan Guru Merdeka Belajar KGB Semarang 2019


Oleh: Elvrida Rosalia (Penggerak KGB Semarang)


Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional, KGB Semarang mempersembahkan sebuah event berbasis pelatihan bertemakan “Guru Merdeka Belajar”. Pelatihan ini tercipta dari sebuah amanah yang diberikan Kampus Guru Cikal kepada Komunitas Guru Belajar Semarang. bertempat di Qita Yoga Studio Jalan Kyai Saleh 13 Semarang, acara ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB.

Guru Merdeka Belajar, sebuah tagline yang tidak asing kita dengar namun, sudahkah semua guru memaknai arti di dalamnya? Pelatihan Guru Merdeka Belajar bertujuan supaya seorang guru mengalami pengalaman merdeka belajar, memahami hakikat belajar dan memahami miskonspsi guru belajar. Merdeka belajar adalah sebuah pondasi untuk pengembangan diri seorang guru serta sebagai wadah untuk melakukan praktik pembelajaran yang bermakna untuk murid.

Diikuti oleh kurang lebih 20 peserta, pelatihan berjalan begitu aktif dan kondusif. Acara yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini pertama-tama dipandu oleh Guru Rosa dari KGB Semarang. Tak pernah lupa untuk mencairkan suasana pelatihan GMB ini, maka diawalilah dengan ice breaking dan beberapa games. Memasuki acara selanjutnya, yaitu orientasi yang dibawakan oleh Guru Erna. Orientasi ini meliputi pembahasan kesepakatan kelas, pengisian SIP oleh peserta pelatihan dan memastikan bahwa peserta telah mengisi assessment Pra Pelatihan GMB.

Sebuah kata membuka sesi pertama acara inti ini, “Sebenarnya setiap saat seorang guru mempunyai pengalaman yang sangat berharga. namun sayang, tak ada yang mau mendengarkan pengalaman itu, termasuk guru itu sendiri.” Guru Anik sebagai narasumber lantas memaparkan beberapa masalah dan miskonsepsi yang ada di pada dunia pendidikan.

Kemudian Guru Anik juga memvisualisasikannya dengan mengajak peserta pelatihan untuk role playing terhadap suatu pembelajaran di kelas menggunakan metode direct instruction dan diferensiasi. Awalnya peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setelah role playing usai, peserta diminta untuk mendiskusikan perbedaan yang ada pada dua metode. Dari hal tersebut, Guru Anik menarik benang merah tentang apa itu merdeka belajar dan bagaimana praktiknya dalam kelas. Para peserta juga melakukan refleksi individu, kemudian refleksi berkelompok terkait jenis pengajaran yang bagaiman yang harus dihentikan, mana yang dilanjutkan dan mana yang diperbaiki.

Pada sesi kedua, Guru Anik memutarkan sebuah video pendek dari seorang sosok guru yang menginspirasi bernama Ameliasari dari Salatiga. Peserta dibuat terkagum-kagum akan perubahan dari Guru Amel yang awalnya hanya mementingkan hasil semata menjadi guru yang memperhatikan proses juga menginspirasi. Pelatih juga mengajak peserta untuk memahami pengembangan diri guru, kompetensi yang ada pada guru serta karier guru melalui 4 kunci pengembangan guru. Pelatihan semakin terasa kebermanfaatannya setelah memasuki sesi tanya jawab.

Bahkan kisah haru pun tercurahkan dari seorang peserta pelatihan yang menceritakan tantangannya mempraktikkan dan mengajak rekan sesama pendidik mengobarkan semangat merdeka belajar dalam kelas. Tak mudah memang, apalagi sampai dibilang “Anak kemarin sore kok begitu”.

Sesi pelatihan ini ditutup dengan refleksi dan pemberian challenge untuk peserta pelatihan. Binar mata seorang guru yang merdeka belajar pun mulai terpancar dari para peserta pelatihan GMB ini. Tetap kobarkan semangat merdeka belajar kepada sesama pendidik dan menjadi teladan sepanjang hayat bagi para murid. Mengajar dengan sepenuh hati, bukan lagi tergoda oleh sertifikasi maupun nilai-nilai kompetensi.
Saya Guru, Merdeka Belajar.


Semarang, 2 Mei 2019
Komunitas Guru Belajar Semarang.

#KomunitasGuruBelajar
#KampusGuruCikal
#GuruMerdekaBelajar
#SemuaMuridSemuaGuru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar